Alhamdulillah, akhirnya saya mendapatkan panggilan untuk vaksinasi. Insyaallah ini sebagai bagian dari ikhtiar bumi untuk mendapatkan anugerah bagi semua orang di negeri ini.

Seperti penerimaan batuan sosial lainnya, saya harus antri sesuai dengan tata aturannya. Meski saya kenal beberapa perangkat desa dan bidan, tetapi saya tak mau memanfaatkan mereka agar saya bisa didahulukan. 

Sakit rasa kan kalau sedang menunggu antri, tiba-tiba ada orang datang langsung mendapatkan layanan?

Saya duduk manis di kursi tunggu yang berderet-derer. Dua ibu-ibu yang duduk dua bari di belakang saya, terdengar sedang berbincang dengan penuh semangat. Rupanya mereka sedang ngobrol tabungan emas mereka.

"Saya menabung emas setahun ini, mau untuk naik haji," kata ibu yang berbaju gamis dengan warna abu-abu.

"Menyesal, kenapa saya baru dengar sekarang ini."***